Rabu, 17 September 2014



Sejarah perkembangan Belitang
1.      Pendahuluan
Daerah belitang pada awalnya merupakan sebuah daerah yang masih berupa hutan belukar yang lebat. Kontur daerah belitang tergolong datar untuk sebuah daerah di sebuah di kawasan sumatera selatan yang kebanyakan merupakan daerah yang berawa-rawa, meski demikian belitang masih memiliki ciri khas seperti daerah di sumsel lainnya, yaitu memiliki aliran sungai-sungai, yaitu sungai komering, dan jugabeberapa sungai yang relatif lebih kecil yaitu sungai macak dan sungai yang menjadi cikal bakal nama belitang yaitu sungai belitang.  
2.      Kondisi geografi
 Luas wilayahnya adalah 73,04 km 2 ,Belitang dilalui oleh saluran irigasi buatan yang terbagi dalam beberapa bendungan. Oleh penduduk bendungan ini dinamakan bendungan komering (bk). Sebutan ini kemudian digunakan untuk memberi nama daerah-daerah yang dibagi oleh bendungan tersebut. Bk yang ada di kecamatan belitang adalah bk  6 sampe   bk 10. adapun batas – batas kecamatan belitang adalah sebagai berikut:  sebelah utara berbatasan dengan kecamatan belitang madang raya  sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan buay madang timur dan kecamatan belitang, jaya  sebelah timur berbatasan dengan kecamatan belitang 3 dan kecamatan belitang jaya  sebelah barat berbatasan dengan kecamatan buay madang timur 
Selain etnis jawa juga terdapat juga etnis bali, yang datang pada masa kemudian. Kebanyakan etnis bali ini beragama hindu, namun pada perkembangan selanjutnya mulai ada beberapa etnis bali ini yang memeluk agama islam. Etnis bali ini kebanyakan berada di desa nusa bali, sebagian nusa raya di bagian pedalaman dan beberapa desa di arah martapura. Kebanyakan daerah orang-orang bali cukup maju dan memiliki pendapatan yang baik. Beberapa suku lain pun mulai dapat ditemui seperti suku madura, batak, dan sedikit orang etnis cina, yang jumlahnya tidak begitu signifikan. Selain itu juga suku ogan, kisam dan dari daerah lain di sumatera selatan.
3.      Sejara Belitang
Belitang merupakan sebuah kawasan daerah transmigrasi dengan beragam suku, etnis, dan juga agama.  Suku dan etnis yang terbesar adalah suku jawa yang kebanyakan kaum transmigran dari daerah jawa tengah dan yogjakarta. Orang-orang transmigrasi ini tidak datang secara serentak namun secara bergelombang yang dimulai sejak masa akhir kolonialisme belanda dan pada masa selanjutnya yang dimulai sejak sekitaran sebelum tahun 1930-an. yang terdiri dari 137 UPT dengan jumlah transmigran sebanyak 45.067 KK (175.530 jiwa).
Menurut cerita mbah Saginem, salah seorang dari puluhan ataupun bahkan ribuan orang yang meemilih meninggalkan tanah kelahiran untuk memilih pergi menuju  daerah baru di tanah sumatera. Beliau meninaggalkan tanah jawa sejak beliau masih kecil karena daerah di tanah jawa sudah tidak memberikan jaminan keadaan yang lebih baik. Beliau meninggalkan tanah jawa sejak beliau memasuki usia batita. Pemberhentian pertama beliau di tanah sumatera adalah di sebuah kawasan di sebuah daerah yang sekarang bernama desa cahya negeri, yang saat ini masuk dalam daerah administrasi dari kabupaten ogan komering ilir, kurang lebih sekitar satu setengah jam perjalanan dengan kendaraan dari belitang sekarang.
Orang-orang transmgran ini menetap di daerah ini selama beberapa bulan. Disini mereka mulai membuka daerah perkampungan baru. Mereka menanam pohon kelapa, membuka lahan pertanian membangun pondokan dan mulai membuka hidup di tanah baru di bumi sriwijaya. Beberapa bulan disana pada masa kolonialisme jepang, semua yang di usahakan sudah lebih baik, namun pada akhirnya, merekapun harus juga meninggalkan daerah yang baru mereka buka ini. Mereka meninggalkan desa cahya negeri karena sering terjadi serangan dan tekanan maupun teror yang dilakukan oleh jepang. Selain itu daerah ini juga belum begitu stabil, mengingat tentara jepang sering mengambil hasil panen para petani pada daerah ini.
Masih menurut mbah saginem, pada masa itu masyarakat tidak diperbolekan untuk makan nasi, mereka yang memiliki beras maka berasnya di ambil oleh tentara jepang. Masyarakat pada waktu itu hanya diperboehkan memakan umbi-umbian seperti singkong, ubi jalar dan lainnya. Untuk itu, mereka pun menyiasati hal ini, semua beras yang mereka miliki diembunyikan dalam sebuah tempat yang biasa disebut dengan grobog ( sebuah wadah yang besar berbentuk kotak ) yang di atasnya ditutupi dengan jerami dan dedaunan. Dan  agar mereka tidak diketahui oleh pemerintah jepang bila memassak nasi, mereka menyiasati dengan menaruh nasi yang dimasak dibawah singkong dan umbi-umbian lainnya.
Hal-hal dan masa sulit di desa cahya negeri ini memaksa sebagian dari mereka untuk menyingkir kedaerah lain. Mereka pun berjalan bekilo-kilo jaraknya dan pada akhirnya sampai di daerah yang bernama belitang, desa pertama yang pertama kali didatangi adalah sebuah desa yang sekarang bernama desa tepung sari, yang saat ini masuk dalam kelurahan desa tegal rejo, desa tetangga gumawang yang merupakan pusat dari belitang, dan pusat kantor kecamatan belitang 1.
Menurut Dra. Rahmawati, seorang guru senior di sekolah MAN gumawang belitang, menyatakan bahwa dulu daerah belitang sudah ada beberapa suku komering di daerah pedalaman di belitang yang berada di desa-desa yang cukup terpencil seperti desa tanjung raya, dan kurungan nyawa, namun beberapa dari etnis komering sudah berada di desa yang bernama gumawang. Akan tetapi daerah gumawang ini dulunyya belum bernama gumawang. Nama gumawang sendiri didapat setelah kedatangan kaum transmigran jawa kedaerah ini. Nama gumawang berasal dari kata jawa awang-awangan yang berarti malas-malasan. Kata ini merujuk pada orang jawa yang malas menggarap lahan di daerah gumawang, mengingat daerah ini kurang subur. Saat ini gumawang menjadi pusat dari belitang dengan menjadi pusat ekonomi, pendidikan dan merupakan daerah yang lebih maju dibandingkan daerah lainnya, baik di desa-desa ke arah martapura dan desa-desa ke arah selatan. Setelah terbukannya daerah gumawang ini, maka mulai banyak kaum transmigran yang datang ke daerah ini sehingga terbukalah daerah lain disekitarnya.
Setelah kedatangan orang-orang jawa ini, belitang mulai tumbuh menjadi daerah pertanian dan perkebunan. Pertanian padi menjadi komoditas utama dari daerah ini, setelah sebelumnya masih berupa daeerah hutan belukar yang dipenuhi kaayu-kayu besar dan binatang buas. Daerah yang sebelumnya merupakan daerah yang sepi dan dipenuhi denngan hutan belukar, kini telah berubah menjadi sebuah daerah yang cukup makmur. Sejak masa orde baru sampai dengan masa reformasi, perkembangan belitang lebih menonjol dibendingkan dengan daerah lain dikawasan oku timur. Daerah belitang merupakan kawasan yang pertama kali dikenal di daerah oku timur ini, bahkan dari kota martapura sekalipun, yang saat ini menjadi ibukota oku timur.
Asal muasal nama belitang sendiri berasal dari sebuah sungai yang bernama sungai belitang. Konon sungai ini memiliki bentuk yang beerbelit- belit dan memiliki banyak pohon-pohon besar yang melintang di sekitar sungai, karena itu jadilah nama belitang yang dikenal hingga sekarang.
Seiring dengan terbentuknya kabupaten oku timur,  Belitang menjadi salah satu dari 16 kecamatan awal yang ada di kabupaten ogan komering ulu timur,yang merupakan pemekaran dari kabupaten ogan komering ulu. kecamatan belitang telah mengalami  pemekaran menjadi kecamatan belitang ii, belitang iii, dan belitang jaya. kecamatan belitang sekarang terdiri dari 22 desa definitif dan beribu kota di gumawang. pada tahun 2007 daerah belitang dijadikan kota terpadu mandiri bertepatan dengan hari jadi ke-3 kabupaten ogan komering ulu timur.
Sebelumnya kecamatan belitang merupakan kecamatan yang cukup besar dan luas. Namun seiring perkembangan waktu, terjadi pemekaran di kabupaten ogan komering ulu timur,sehingga kecamatan belitang pecah menjadi 4 kecamatan,yaitu kecamatan belitang sendiri sebagai kecamatan induk dan 3 kecamatan baru. kecamatan baru tersebut adalah kecamatan belitang 2, kecamatan belitang 3, dan kecamatan belitang jaya.
4.      Keadaan belitang masa kini
Pada masa orde baru, Belitang terkenal sebagai penghasil padi.Ribuan hektare dari wilayah Belitang ditanami padi.Belitang pun menjadi lumbung padi Provinsi Sumatera Selatan bahkan Nasional. Hampir seluruh Presiden di Negeri ini pernah melakukan Panen Raya di Belitang, mulai dari Bapak Soeharto, Ibu Megawati Soekarno Putri, hingga Presiden kita sekarang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Tahun 2005 yang lalu. Kemajuan bidang pertanian di Belitang tidak terlepas dari peran aktif Penyuluh Pertanian yang senantiasa memberikan penyuluhan kepada para petani. Selain itu, hal lain yang ikut mendukung adalah adanya saluran irigasi yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Saluran irigasi ini berasal dari Sungai Komering, salah satu sungai di wilayah provinsi Sumatera Selatan yang berhulu di Sungai Musi.Dengan fasilitas pertanian yang memadai dan daerah yang luas, wajar jika Belitang menjadi daerah tujuan transmigrasi. Atas prestasi kemajuan yang dicapai, pada Tanggal 17 Januari 2007, menteri tenaga kerja dan transmigrasi yang diwakili oleh Dirjen P2MK, meresmikan Belitang sebagai Kota Terpadu Mandiri (KTM).
Kecamatan belitang adalah salah satu kecamatan yang mempunyai potensi besar di bidang pertanian,dimana mayoritas mata pencarian masyarakatnya adalah di bidang pertanian, khususnya padi sawah berbeda dengan nasib para petani di daerah lain di Sumsel yang umumnya pas-pasan, masyarakat petani di Belitang bisa dibilang hidup berkecukupan sandang, pangan, dan papan. Kemakmuran itu tercermin dari rumah-rumah penduduk yang rata-rata sudah bertembok, lantai tegel, atau plester semen.Sebagian rumah juga sudah dilengkapi antena parabola besar.Rasanya sulit ditemukan rumah dari bambu atau kayu yang reyot. Di Kecamatan Belitang I, telah berdiri dealer mobil yang menunjukkan daya beli masyarakat sekitar lumayan tinggi.
 Beras yang diproduksi di kabupaten ogan komering ulu timur lebih dikenal dengan sebutan “beras belitang” meskipun sebagian berasal dari kecamatan lain,bukan dari kecamatan belitang.  Berdasarkan data yang diberikan oleh uptd pertanian tanaman pangan dan hortikultura, luas sawah yang ada di kecamatan belitang seluas 5.309,75 ha. Hampir seluruh desa di kecamatan belitang mempunyai lahan persawahan. Seiring dengan kemajuan ekonomi di kecamatan belitang, lahan sawah pun beralih fungsi menjadi tempat perdagangan, khususnya yang terletak di pinggir jalan utama.
Pada periode ini masyarakat belitang mengalami masa yang baik, sistem irigasi untuk pertanian mulai diperhatikan dan sudah dimulai pembangunanya. Pada akhirnya dapat di lihat, bahwa daerah ini yang semula merupakan daerah kumuh berubah menjadi daerah yang jauh lebih baik.. Karena itu perusahaan beras pemerintah Bulog mulai melirik daerah ini, dan pada akhirnya mendirikan kantor cabangnya di bk 16.
Selain bidang pertanian bidang perkebunan pun turut mendapat perhatian, mengingat di oku timur sendiri terdapat banyak perkebunan rakyat seperti karet. Daerah daerah pedalaman yang relatif kurang subur diubah menjadi perkebunan karet,perkebunan karet banyak ditemui di jalan lintas profinsi di daerah komering, di kecamatan belitang 3 terutama di desa nusa raya nusa tunggal, nusa bali, nusa bakti, nusa jaya, nusa tenggara dan beberapa desa lainnya.  Bahkan untuk sekarang ini di beberapa daerah di belitang sendiri pun sudah mulai membuka perkebunan karet baru di beberapa wilayah di oku timur. Ini dapat dimengerti, mengingat penghasilan dari sawah saja tentu belum cukup mencukupi kebutukan hidup mereka karena sawah hanya dipanen selama 3 bula sekali dengan modal yang besar.sekitar 2-3 juta rupiah permusimnya dan hanya mendapatkan hasil kotor sekitar 5 juta rupiah. Berbeda dengan perkebunan karet, karet dapat di panen seminggu sekali ataupun malah bahkan bisa 3 hari sekali dengan hasil yang lumayan.
 Selain perkebunan karet, terdapat pula perkebunan tebu yang berada di ddaerah BK.16.  selain itu perkebunan lain nya seperti duku juga terdapat di belitang. Ekonomi lainnya dibelitang juga sudah mulai berkembang ekonomi dari sektor swasta seperti dari budi daya ikan, dan juga dari perdagangan.
Kemajuan belitang pada bidang ekonomi tidak sejalan dengan keadaan di bidang sistem transportasi. Di jalan jalan profinsi dioku timur pada umumnya dan belitang pada khususnya, sangat kurang memadai. Di berbagai tempat banyak jalan berlubangsehingga kesulitan bagi masyarakat untuk memasarkan produknya, sebagai contoh jl. Jenderal sudirman di belitang yang menghubungkan antara daerah lempuing di kabupaten oki menuju lampung dan juga penghubung dengan ibukota kabupaten martapura. Selain itu juga jl. Lintas profinsi yangmenghubungkan belitang dengan kota kayu agung, dan juga palembang.
Beberapa kali bupati oku timur saat itu meminta kepada pemerintah profinsi untuk memperbaiki jalan-jalan di wilayah administrasi oku timur, mengingat jalan-jalan tersebut merupakan jalan-jalan profinsi yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh pemkab. Selain rusak, jaln profinsi ini juga rawan dengan kriminalita di berbagai tempat perbatasan oku timur, seperti perbatasan belitang dengan komering maupun belitang dengan martapura dan juga belitang dengan lempuing oki dan mesuji. Harapan kami  sebagai masyarakat seharusnya pemerintah memperhatikan kriminalita di daerah perbatasan, terutama bagi pemkab, dan juga pemprof.
Seharusnya, bila aksesbilitas masyarakat mudah maka dapat dipastikan belitang dan daerah lainnya akan mendapatkan kemakmuran. Hal ini wajar mengingat hasil sumber daya dan potensi yang dimiliki daerah ini cukup memadai. Dari segi sdm nya pun sudah cukup memadai, terutama pada masa kini, sudah mulai banyak yang belajar sampai universitas negeri di indonesia, seperti universitas sriwijaya, universitas gajah mada, UNY, UI,UIN Syarif Hidayatullah dan lain-lain. Karena dapat dipastikan kemajuan ibidang aksesbilitas transportasi akan menjadi pokok dari kemajuan masyarakat.

5.      Wisata dan kebudayaan di belitang

1.      Tempat wisata di belitang
Ø  . Rumah Keraton Tanjung Raya Belitang
Rumah Keraton ini terletak di Desa Tanjung Raya 9 KM dari Kecamatan Belitang dan 50 KM dari Martapura. Rumah Keraton ini berdiri Tahun 1810 yang dengan ukuran 18M X 22 M yang merupakan kediaman dari Ratu Bagus Baginda Ali yang merupakan Putra dari Raja Lampung Way Kanan. Serta dirumah ini juga banyak tersimpan benda – benda peninggalan sejarah.

Ø  Rumah Limas Desa SidoMulyo Belitang
Rumah Limas ini berada 7 KM dari Kecamatan Belitang dan 50KM dari Ibu Kota Kabupaten OKU Timur, sebelumnya Rumah Limas ini terletak di Desa Tanjung Raya kemudian pada tahun19550 dipindahkan oleh Pasirah Muhammad Hasan ke Simpang Mesir Desa Sidomulyo Kecamatan Belitangyang datang dari pegunuh .
Ø  Pure Agung Dharma Kerti ( Sinar Bali )
Pura ini merupakan tempat ibadah umat Hindu, pure di desa sinar Bali Belitang III ini berjarak 69 KM dari kota Martapura. Pada umumnya penduduk desa ini merupakan orang Bali. Dari keterangan beberapa orang sesepuh desa bahwa nama Sinar Bali dimaknai sebagai bagian Pulau Bali yang sebenarnya. Kondisi kesejahteraan masyarakatnya sangat sejahtera dan penduduknya juga mempunyai sifat ramah tamah, berbudi luhur serta memegang teguh nilai spiritual keagamaan yang sma dengan keaqdaan masyarakat di Balingan dengan semangat untuk berjuang .


Ø  Taman singa Apor
Taman ini merupakan salah satu tempat rekreasi yang berada di belitang, taman ini dibangun pada tahun 2010. Lokasinya berada di bk 10 depan terminal dan berseberangan dengan masjid agung belitang.




2. bidang budaya
Belitang merupakan salah satu basis pelestarian budaya Jawa di Sumatera yang masih kuat hingga sekarang.Berbagai pertunjukan seni tradisional masih terus digelar, seperti reog, jatilan, ketoprak, dan wayang kulit.Soal wayang kulit, dari sekitar 100 dalang Wayang Purwa yang ada di Sumsel, sebanyak 67 dalang tinggal di daerah Belitang.Sementara untuk budaya suku asli sendiri sudah hampir tidak terlalu menonjol. Sejauh yang penulis ketahui, sampai saat ini budaya suku asli yang masih ada hanyalah ”runcak-runcakan” atau lebih populer di kenal dengan sebutan ”lempar selendang”. Namun secara garis besar, budaya di Belitang lebih di dominan oleh budaya orang-orang pendatang (transmigrasi).
Kebudayaan lain yang ada di Belitang adalah tradisi ngaben atau pembakaran jenazah dalam kebudayaan hindu. Kebudayaan ini masih ada dan dipeang teguh oleh masyarakat hindu bali yang tinggal diwilayah belitang dan sekitarnya. Selain tradisi ini, juga terdapat perayaan hari raya nyepi dengan membawa ogoh-ogoh juga beberapa tradisi lain khas bali.

6.      penutup
Bellitang merupakan daerah yang relatif baru yang ada diwilayah oku timur dan sumattera  selatan. Meskipun tergolong baru belitang mampu menunjukan bahwa belitang mampu menkadi daerah yang cukup maju. Dengan proses sejarahnya yang singkat, sebuah prestasi tersendiri untuk mampu berdiri dan menjadi basis kekuatan nasional dibidang pangan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar